Ustadz yang Tidak "Kabur" dari Jamaah di Pertengahan Shalat

Saya mengenal si ustadz itu.
Dari beberapa perbincangan, saya tahu ia cenderung dengan pendapat shabat Umar; bahwa shalat malam terakhir adalah witir.

Namun, dari beberapa kali perjumpaan di masjid ini (kala shalat Tarawih) saya selalu melihatnya mengikuti jamaah hingga shalat berakhir. Yakni 20 rakaat Tarawih ditambah 3 rakaat witir.

Suatu sore, menjelang berbuka saya berkesempatan berbincang dengan beliau. Iseng saya coba tanya; kenapa beliau tidak pernah keluar untuk shalat witir sendiri di rumah--sebagaimana yang banyak dilakukan sebagian jamaah di masjid ini.

Ia mengukir senyum di bibir.
Agak lama terdiam. Seakan tak mau menjelaskan alasan pribadinya. Lama saya diam, menunggu beliau menjelaskan.

"Gini ya, Mas... Memang saya cenderung mengikuti pendapat Sahabat Umar soal shalat penutup di malam hari. Tapi, untuk kasus jamaah di masjid ini, setidaknya saya punya dua alasan kenapa tidak meninggalkan jamaah di masjid sampai imam selesai shalat witir.

Pertama, saya tidak mau terkesan pamer; saya kuatir orang-orang di masjid ini menyangka saya ini ahlinya shalat malam. Tak pernah telat shalat Tahajud. Sehingga, tidak ikut witirnya imam di masjid.

Kedua, saya pernah baca hadis Nabi saw:
من قام مع الإمام حتى ينصرف كتب له قيام ليلة
"Siapa yang shalat (malam) bersama imam hingga imam selesai (shalatnya), maka akan dicatat baginya shalat sepanjang malam."

Saya bayangkan,
Betapa senangnya saya, hanya bersabar menunggu ikut shalat bersama imam hingga selesai, saya bisa dicatat telah melaksanakan shalat sepanjang malam itu.
Kalau soal nanti malam saya bangun lagi untuk shalat, itu biar Allah catat tersendiri aja. Setidaknya, saya sudah dapat pahala shalat satu malam."

Hmmm...
Saya tertegun agak lama.
Tak tahu harus berkata apa, mendengar penuturan beliau...


Babat, 23 Juni 2015

MS Khaled
Barra Kids Wear
GL WJL Konveksi​
#Produksi Aneka kaos dan seragam"

Comments