Kiai Baqir; Kondisi Sakit, Durasi Ngaji Malah Tambah Lama

KH Moh. Baqir Adelan
Kondisi Sakit, Durasi Ngaji Malah Tambah Lama


Sebagai seorang guru ataupun kiai yang mengajar murid atau santri, ada pengalaman yang pantas kita review agar bisa menjadi teladan bagi kita. Kesibukan beliau sebagai kiai pondok yang juga aktif di kepengurusan NU wilayah, juga sebagai pengusaha besar, amat menyita waktu dan tenaga beliau. Kerap kali beliau harus pergi pagi pulang petang—bahkan malam. Namun, kesibukan itu tak sedikitpun mengendurkan tanggung jawab beliau sebagai seorang pengajar. Tak pula menjadi alasan untuk libur ngaji.

"Yai iku yen awake katok ngajine tambah suwe"

Begitulah ungkapan salah seorang santri ketika mengikuti pengajian Tafsir Jalalain tiap ba’da Maghrib ketika itu. Bahkan dalam kondisi 'gerah' ataupun sakit pun beliau masih mangajar santrinya.

Suatu ketika, bulan Romadlon. Kondisi kesehatan beliau agak menurun. Sehingga, untuk imam sholat Tarawih pun beliau wakilkan. Tetapi setelahnya, sambil tiduran di atas kasur, beliau tetap mengajar kitab Riyadlus Sholihin kepada para santri sesuai dengan jadwal.

Ini adalah butiran kecil dari gunungan cerita yang masih ada di benak ribuan santri beliau yang saya tulis sambil mengamati para siswa yang sibuk dengan ulangan UAS-nya.

Kisah ini memberi banyak inspirasi bagi kita. Khususnya kita sebagai guru dan pendidik di lingkungan Yayasan Tarbiyatut Tholabah Kranji. Tentunya kita harus berupaya untuk 'niru' apa yang beliau contohkan tentang sebuah tanggung jawab.
Sehingga, tidak ada lagi sikap ber-heboh duluan, sebab suatu alasan kecil demi pembenaran tidak masuk mengajar. Semoga…

Desember 2015

Ditulis Oleh: Bpk. Ahmad Yasak
Diedit ulang oleh: Mohammad ibn Fadlol

Comments