Kisah Cinta di Balik Takdir yang Maha Kuasa (Bag. 1)


DIBINTANGI OLEH :

1- Ruqoyyah binti Abi Manshur Al Azhari Al Baghdadi,
2- Al Amin bin Kholifah Harun Al Rasyid,
3- Al Ma'mun bin Kholifah Harun Al Rasyid,
4- Kholifah Harun Al Rasyid,
5- Permaisuri Kholifah Harun Al Rasyid,
6- Muhammad bin Idris As Syafi'i ( Imam Syafi'i ),

SANAD CERITA DARI :
Syekh Abdul Hadi Yasin Al Banjari tsumma Al Madani,

KEHEBATAN IMAM SYAFI'I DALAM ILMU PENGOBATAN JIWA
Al qisshah :

Kholifah Harun Al Rasyid mempunyai dua orang anak laki-laki,
Beliau amat sayang dan berharap agar keduanya dapat menggantikannya,
1- Al Amin bin Kholifah Harun Al Rasyid,
2- Al Ma'mun bin Kholifah Harun Al Rasyid,
Keduanya kuliah di Unifersitas AL AZHAR Mesir,
Al Amin di fakultas syari'ah,
Al Ma'mun di fakultas Falsafat,

Imam Syafi'i sebagai guru besar di Unidersitas Al Azhar,
Beliau mempunyai seorang maha siswi amat pandai dalam ilmu sastra,
Namanya RUQOYYAH binti Abi Mansur Al Azhari Al Baghdadi,
Al Ma'mun adik dari Al Amin pernah melihat wajah Ruqoyyah,
Ruqoyyah juga pernah melihat wajah Al Ma'mun,

Dari pandangan pertama kedua mahasiswa tersebut tertanam benih simpati,
Dari simpati, benih itu berkembang menjadi suka,
Dan dari suka, keluarlah tanaman cinta,
Dari cinta itu, bersemilah perasaan rindu,

Mulailah mereka berdua dengan kelihaiannya dalam ilmu falsafat,
Juga kelihaiannya dalam ilmu sastra,
Menyusun kata sastra dan falsafat cinta,
Di saat kerinduan tiba, mereka layangkan surat-surat asmara,

Mereka baru pertama kali tergoda oleh asmara cinta,
Masing-masing menjadikan sahabatnya sebagai kekasih yang pertama,

Seorang penyair Arab menyanyikan bahar kamil :
كَمْ مَنْزِلٍ فِيْ الْاَرْضِ يَأْلِفُهُ الْفَتٰى وَحَنِيْنُهُ اَبَدًا لِأَوَّلِ مَنْزِلٍ
نَقِّلْ فُؤَادَكَ حَيْثُ شِئْتَ مِنَ الْهَوٰى مَاالْحُبُّ اِلَّا لِلْحَبِيْبِ الْاَوَّلِ
Banyak rumah yang didiami oleh seorang pemuda,
Namun kenangan abadi hanyalah pada rumah yang pertama jua,
Alihkan hatimu menuju apa pun yang engkau kehendaki,
Tiadalah cinta sejati kecuai untuk kekasih yang pertama jua,

Syiir ini betul-betul mengena pada kedua mahasiswa tersebut,
Tak sehari pun berlalu tanpa cercahan pena di atas kertas putihnya,
Untuk menumpahkan isi hati mereka yang telah membara oleh api cinta,
Asmara mereka bagaikan mutiara dalam pelukan cincin emas yang murni,

Mereka selalu mensenandungkan kata mutiara yang indah :
إِذَاكُنْتَ فِيْ بُعْدٍ مُحَيَّاكَ فِيْ عَيْنِيْ فَإِنْ كُنْتَ فِيْ قُرْبٍ سِنَاؤُكَ فِيْ قَلْبِيْ
Bila engkau jauh dariku, wajahmu selalu bersemayam di mataku,
Bila engkau dekat dariku, keluhuranmua senantiasa bergema dalam hatiku,
Walaupun tak pernah bertemu dalam satu perkumpulan,

Hati mereka sulit untuk dipisahkan, Begitulah nemang sifat cinta,
Mereka betul-betul dapat menyimpan mutiara cinta itu,
Sehingga tak seorang pun dapat mengetahuinya,

Ketika sang Kholifah mendengar bahwa :
Ada seorang gadis cantik yang mempunyai kemampuan yang tinggi,
Beliau datang ke rumah ayah dan ibu gadis tersebut,
Beliau melamarnya untuk dipersuntingkan dengan putranya,

Yaitu Al Amin yang telah di wisuda beberapa tahun yang lalu,
Ayah dan ibunya tak kuasa menolak lamaran sang Kholifah,
Maka dipanggillah anak tersayangnya " RUQOYYAH",
Beliau berdua menyampaikan kehendak sang Kholifah kepadanya,

Subhanalloh,
Apa hendak dikata, Ia harus menjaga perasaan ayah dan ibu tercinta,
Namun hatinya selalu berkata : "Al Ma'munku sayang",
Ia tak kuasa menahan air mata yang berderai lantaran kesenjangan,
Ia berkata kepada ayah dan ibu : "Kami mengikuti kehendakmu ayah !",

Ayah dan ibunya merasa gembira atas jawaban putrinya,
Beliau berdua datang menghadap paduka Kholifah,
Menyampaikan penerimaannya atas lamaran Kholifah,

Bersambung,

*ditulis oleh KH Salim Azhar via akun facebook beliau

Comments