Perempuan Telanjang di Depan Lelaki

ERITA NYATA YANG BANYAK DILUPAKAN (1)
PEREMPUAN TELANJANG DI DEPAN LELAKI

Pernah ada seorang perempuan muda,
Umurnya kurang lebih 25 – 27 tahun,
Mempunyai anak yang baru berumur antara 8 bulan,
Masih menyusu ibunya pada setiap waktunya,


Syahdan,
Pada siang hari nan bolong,
Perempuan tersebut mandi di kamar mandi,
Kamar mandinya ada di depan rumah di tepi jalan raya,
Tuhan menampakkan kekuasaan-Nya,

Ada gempa bumi datang tanpa bilang-bilang,
Semua penduduk keluar rumah untuk menyelamatkan diri,
Perempuan tersebut juga merasakan getaran bumi,
Dengan amat terkejut bercampur takut,

Ia langsung keluar dari kolam dan lari ke jalan raya,
Ia lupa bahwa ia masih telanjang tanpa busana apapun,
Lari bersama para penduduk laki-laki dan perempuan,

Aneh,
Seorang pun dari mereka tidak ada yang memperhatikan,
Hingga sampai di tempat yang diperkirakan aman,
Mereka berhenti dan perempuan itu pun ikut berhenti,
Ia baru sadar bahwa ia masih telanjang bugil,

Orang-orang pun jadi tertawa terbahak-bahak,
Ada yang menikmati pemandangan tubuhnya yang indah,
Ada yang bergegas menyelmutinya dengan sarung,
Saya ikut tertawa walau tidak ikut melihatnya,

Hanya mendengar cerita perempuan tersebut,
Kebetulan yang bercerita itu adalah seorang guru tertua,
Senior kita yang mengajar di sebuah madrasah di Pantura,

Saya bertanya : " Kejadian itu sekitar tahun berapa yai ? ",
Beliau bilang sekitar tahun 1949,

Subhanalloooh,
Saya jadi ingat sebuah hadits,

Pernah Siti Aisyah bertanya pada Rasululloh SAW :
"Bagaimana suasana pada hari kiamat kelak ?",

Rasululloh menjawab :
"Mereka bangun dari kubur dalam keadaan telanjang,
Tak sehelai kain pun mereka pakai,
Bercampur antara lak-laki dan perempuan",

Siti Aisyah berkata :
"Alangkah malunya Ya Rasulalloh pada saat itu"

Rasululloh bersabda :
"Saat itu semua manusia sibuk memikirkan dirinya sendiri ,
Mereka lupa anak, lupa istri dan suami, lupa kerabat dan kawan,
Mereka tidak malu dan tidak gembira, Mereka sedih, pilu,
Mata hari direndahkan,
Panas menyengat seluruh kulit badan,
Peluh keringat semakin tinggi menenggelamkan,
Tangis dan teriakan mohon maaf dan pertolongan,
Menggema di seluruh hamparan alam,
Permohonan maaf sudah tak lagi diindahkan,
Ronta dan tangis tak ada lagi yang mendengarkan,
Murka Tuhan seolah-olah ditumpahkan,
Kepada hamba yang durhaka dan melanggar larangan,
Lalu bagaimana ?….. Bagaimana ?…...Bagaimana ?
Bersambung...

Oleh: KH Salim Azhar - Sendang Duwur 

Comments