Dulu,
Guru-guru, ustadz, dan kiai kita sibuk melawan doktrin
"Tuhan Telah Mati."
Kemudian, sibuk mengajak orang2 meninggalkan sesaji dan keyakinan pohon2 besar, makam keramat, laut, dan lain sebagainya.
Lalu,
Sibuk menjauhkan orang2 dari "MOLIMO" yang merusak tatanan masyarakat dan keluarga.
Lalu, ketika beliau2 masih sibuk mengajak orang memperbanyak amal shalih. Mengingat mati dan menyadarkan ada kehidupan setelah kubur. Memperbanyak sedekah dan kebaikan.
Konsentrasi terpecah.
Harus pula menjawab berbagai tuduhan bidah, syirik, kafir, sesat, ghuluw, thoghut, dan sebagainya.
Menjawab Fatihah tidak sampai.
Tahlilan warisan tradisi Budha.
Shalat subuh gak pakai qunut.
Bismillah Fatihah dibaca sirr.
Ziarah kubur syirik.
Mengangkat tangan saat doa ...
Ahhhhh...
Padahal, tugas belum paripurna.
Generasi remaja.
Saya hanya berharap, semoga para guru dan kiai itu diberi kesabaran. Diberi Allah kekuatan dan kesehatan. Agar tetap bisa istiqomah berjuang dan mengajarkan warisan Rasulullah saw.
Alfatihah Lana wa Lahum...
Babat, 22 Nopember 2015
@mskholid
Comments
Post a Comment