Sekarang orang ramai-ramai menolak ISIS, padahal kelompok Radikal sangat banyak di Indonesia, minimal JAT (Jabha al Nusra), al Qaeda, bahkan HTI, dll. Sejarah radikalisme dalam Islam sangat panjang, tetapi yang menarik adalah bagaimana Al Qaeda, ISIS, JAT terbentuk, terjadi, dan mengapa Indonesia menjadi sasaran rekruitmen, penggalangan dana, dll untuk mereka.
ISIS, JAT/SYURIA, AL QAEDA/AFGHANISTAN. PERMAINAN YANG DIULANG.
ISIS (Islamic state of Iraq wa Suriah) itu terbentuk saat konflik di Suriah. Saat terjadi pertempuran antara Pemerintah (Bashar Assad) dan Oposisi. Basyar Asad yang Syiah dijadikan Simbol, bahwa perang ini (antara opoisis dan pemerintah Bashar Assad) adalah perang Sunnah-Syiah, serta Jihad.
Disebarlah data-data, gambar dst, yang sebagian dengan kebohongan-kebohongan yang mencolok dan rekayasa untuk memotivasi semangat jihad itu. Untuk bukti-bukti itu, Lihatlah situs-situs HTI (Resmi), situs-situs PKS (Resmi, dengan nama PKS Piyungan, PKS ini dan itu), juga situs Wahabi-Salafi-Takfiri lainnya (VOA-ISLAM, Arrahmah, Dakwatuna, dan underbownya, hampir semuanya masuk dalam 22 situs yang diawasi oleh BNPT).
Padahal kalau kita mau melihat realitanya, peperangan itu tidak seperti yang digambarkan. Realita Statistic, memang Suriah itu pemerintahannya adalah Syiah (75% Ahl-Sunnah, 25% Syiah). Tapi Mentri luar negeri, mentri-mentri lainnya kebanyakan Ahl-Sunnah. Kita juga bisa lihat di Iraq (Pemerintahannya dipegang oleh orang Ahl-Sunnah, Saddam, padahal 65% penduduk Iraq adalah Syiah Istna Asyariyyah, dan 35% Ahl-Sunnah). Di Yaman (Pemerintahannya dipegang selama 32 tahun oleh Abdullah Saleh, Syiah Zaidiyah. Sementara penduduknya Ahl Sunnah 70%, yang terbagi menjadi Sunnah mayoritas dan Wahabi, serta Syiah Zaidiyah al Houthi, 30%).
Karena info dan provokasi kasus-kasus peperangan diatas (sebagiannya dihembuskan oleh media Kafir, sayang di amini kelompok jihadis Indonesia, karena kepentingan tertentu), keluarlah sukarelawan, demo, penggalangan dana dan Jihadis Indonesia. Menurut data sebagian mengatakan, ada ratusan orang Indonesia, bahkan lebih yang meninggal di Suriah (Salah satunya, anaknya Abu Jibril, terduga terroris dan Alumni Afghanistan).
SIAPA YANG TERLIBAT PEPERANGAN INI
Peperangan di Suriah, adalah Peperangan antara Pemerintah (Bashar Assad) dan oposisi. Tetapi sayang ada agenda bersama antara Saudi Arabia, Qatar yang sangat membenci Syiah dan Suriah, dan AS-Israel yang punya kepentingan melemahkan Suriah-Iran, dan Islam, demi kepentingan mereka di Timur-Tengah. Maka oposisi dipersenjatai, dilatih dan diberikan opini jihad disana. Sehingga banyak sukarelawan yang berdatangan ke Suriah.
Ini sama persis seperti kasus di Afghanistan dulu. Dimana pemerintah (Pro-Soviet) bertempur dengan oposisi (yang Pro AS). AS menciptakan gerilyawan, mendanainya, memberikan pelatihan dst. Disinilah keluar Mujahidin legendaris, radikal, Oesama bin Laden, dengan Al Qaeda-nya. Keluarlah alumni-alumni Afghanistan di Indonesia (Iman Samudra, Amrozi, Abu Jibril, dan para ektrimis, jihadis, dan terorris lainnya).
Di Suriah juga dibuat seperti itu. Dibuatlah FSA, ISIS, pecahan al Qaeda dulu, dan lain-lain. Dan ini didanai secara terang-terangan oleh Saudi dan Qatar. Dengan bantuan AS juga Israel (data sangat banyak, bisa dilihat link-linknya). http://www.ibtimes.co.uk/republic-senator-rand-paul-accuses-us-arming-isis-terrorists-1453714. Kita bisa juga lihat link ini, http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/14/08/01/n9m0h7-snowden-isis-bentukan-israel-as-dan-inggris
Bagi aktivis mahasiswa Islam, akhir tahun 80-an, akan tahu persis ini. Dimana di Indonesia gembar-gembor Jihad di Afghanistan, seminar, buku, film dan lain-lainnya dilakukan oleh para mahasiswa yang mengklaim dirinya kelompok dakwah dst. Kalau kita telusuri siapa mereka? Maka akan kita dapatkan bahwa mereka adalah satu mata rantai kelompok jihadis ini berfaham ekstrim, radikal dan secara ideologi sangat dekat atau sama dengan Wahabi-Salafi. Kasus Suriah pun juga diekspor ke dunia lainnya. Sama persis, seperti permainan yang diulang.
Untuk menemukan anggota, semangat, dana dan jaringan lainnya. Di Indonesia ada demo, ada road show “Bumi Syam”, ada penggalangan dana dan sukarelawan ke Suriah. Sekali lagi, ini sama persis dengan kasus Afghanistan. Methode, Strategi, kelompok yang terlibat dst. Kalau dulu yang terlibat adalah para tarbiyah, halaqah-halaqah dikampus-kampus. Yang akhirnya menjadi KAMMI, PKS dan HTI. Maka sekarangpun sama.
SIAPA YANG MEMBESARKAN KELOMPOK RADIKAL DI INDONESIA??
Siapa yang secara serempak dan sukarela mendukung dan membesarkan Kelompok Radikal (ISIS, JAT, AL Qaeda dll) di Indonesia? Mereka adalah Wahabi-Salafi (Baik yang terorganisir, serta kelompok lain yang tidak terorganisasi lain yang tertarik dengan mereka. Karena ada agenda yang sama).
Target mereka biasanya adalah:
1). Mendukung Perjuangan, Semangat Syahid, dan Harakah mereka. Karena mereka punya ide-ide semacam itu. Lihatlah situs-situs radikal yang dicekal BNPT. Walaupun masih banyak situs lainnya.
2) Mencari dukungan dana, untuk Suriah dan juga untuk organisasinya.
3) Menebarkan kebencian terhadap Syiah (Karena klaim mereka, ini perang Sunnah-Syiah. Ini agenda langsung yang dibuat oleh Saudi, sebagai sponsor, karena kebenciannya pada Iran. Makanya kelompok yang bergerak disini adalah underbow-nya, Wahabi-Salafi. Dan juga agenda AS-Israel, untuk melemahkan Islam di Timur-Tengah), juga agenda kelompok-kelompok lain di Indonesia.
4) Rekruitmen Anggota.
Demi membesarkan partai, kelompok (dengan mendapat simpati masyarakat). Ini biasanya dilakukan oleh Wahabi-Salafi yang cukup terorganisasi (seperti PKS dan HTI). Kita bisa lihat bagaimana para aktivis di kedua organisasi itu (baik PKS dan HTI, MMI), foto-foto atau video saat Road Show Bumi-Syam (Suriah), Foto-Video saat ISIS deklarasi, saat mereka demo dibundaran HI, dll. Bahkan diskusi-diskusi di internal mereka. http://shoutussalam.com/2014/03/komandan-al-qaeda-yaman-kagum-melihat-besarnya-dukungan-umat-islam-indonesia-untuk-isis/ .
MENGAPA MEREKA CENDERUNG RADIKAL/EKSTREM??
Dalam ektrimisme dan radikalisme, kita bisa membedakannya menjadi 2, yaitu;
a) Radikal secara Ideologi.
b) Radikal Haraki (gerakan).
1. a) Kelompok yang radikal secara ideologi itu biasanya mereka yang menginginkan negara Islam, memurnikan ajaran dst. Lalu mereka akan mengatakan, sesuatu yang tidak sesuai syariat maka, mereka adalah fasiq, munafik, bahkan kufur, negara Thogut, dst. Banyak ulama Indonesia (khususnya yang dekat dengan Wahabi-Salafi) yang berideologi ini. Tetapi mereka tidak meneruskan radikalisme itu dalam practis tindakan. Baik mungkin karena tidak punya kesempatan, keberanian, terlatih, terstruktur atau sarana lainnya. Radikal Ideologi semacam ini bisa memasuki semua orang, madzab, bila cara berfikir mereka kurang heterogen dan luas (Cognitive Complexity). Walaupun Wahabi-Salafi sangat dekat dengan itu.
2. b) Radikal secara Haraki. Ini biasanya mereka menginginkan sesuatu (Negara Islam, Keadilan dst), secara ideologi, diskusi ilmiah mereka sering melakukan itu (baik intent ataupun tidak). Tetapi keberanian, kesempatan, semangat, terlatih, itu mereka miliki (dari pengalaman jihad di tempat konflik, Afghanistan, Suriah, Moro dll). Ini biasanya ada pada para praktisi jihad, alumni Afghanistan dll. Contoh ini bisa kita lihat para terorisme di Indonesia (Bom Bali 1 dan Bom Bali 2, dst).
Maka dapat disimpulkan disini, awalnya mereka adalah berideologi Radikal (Wahabi-Salafi-Takfiri), dimana itu secara teoritis mereka menginginkan pemurnian Islam, Negara Islam, yang lain salah, Thogut, dst. Selanjutnya landasan ideologi ini akan diteruskan menjadi Haraki, tergantung apakah mereka punya kesempatan, keberanian, pendanaan atau yang lainnya untuk menjadi Radikal Haraki itu.
Radikal Haraki, mereka ini biasanya melakukan dengan Jihad ke negara konflik, membunuh, teror, bom bunuh diri, mencuri atas nama agama, memperkosa, dll. [ARN]
Sumber: http://arrahmahnews.com/2015/05/04/akar-sejarah-terbentuknya-isis-dan-al-qaeda/
Comments
Post a Comment