Ilustrasi debat beberapa tahun yang lalu antara
Dawam Mu'allim (DM) VS Zulqornain Al-Maduri (ZA)
ZA : "Yasinan, Tahlilan, Kirim Pahala Kepada Mayit, Maulidan, Habsian, Berzanjian, Diba'an, Dzikiran Berjama'ah semua itu adalah Bid'ah Dholalah"
DM : "Definisi Bid'ah menurut antum itu apa?"
ZA : "Segala sesuatu yang dibuat-buat dan diada-adakan di dalam Agama Islam yang tidak ada contoh sebelumnya dari Rasulullah SAW".
DM : "Dalil apakah yang antum gunakan untuk membuat definis Bid'ah seperti yang antum katakan itu?"
ZA : "Dalilnya sangat banyak, dan salah satunya adalah dalil hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah, bahwa Rasulullah SAW bersabda : "MAN AHDATSA FII AMRINAA HADZAA MAA LAISA MINHU FAHUWA RODDUN", dan dalam riwayat Muslim disebutkan : "MAN 'AMILA 'AMALAN LAISA 'ALAIHI AMRUNAA FAHUWA RODDUN".
DM : "Apakah antum faham, makna kalimat ; "FII AMRINAA HADZAA MAA LAISA MINHU? dan juga kalimat : "LAISA 'ALAIHI AMRUNAA?"
ZA : "Iya, itu maknanya adalah yang tidak dicontohkan atau tidak diperintakan oleh Rasulullah SAW"
DM : "Kalimat FII AMRINAA dan AMRUNAA itu menggunakan dzomir mutakallim ma'al ghoir yaitu NAHNU, dan bukan FII AMRIIY yang mengandung dhomir mutakallim wahdah yaitu ANA, lalu mengapa antum memaknai hadits tersebut hanya khusus kembali kepada satu orang saja, yaitu khusus kepada Rasulullah SAW saja?
ZA : "Karena yang berhak menentukan sayari'at dan ibadah itu hanya Rasulullah SAW saja".
DM : "Lalu mengapa dalam hadits shoheh yang lain, Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk berpegangan pada sunnah beliau dan juga pada sunnahnya para Khulafaur-Rosyidin? beliau bersabda : "ALAIKUM BI-SUNNATIY WA SUNNATI AL-KHULAFAAIR-ROOSYIDIN AL-MAHDIYYIIN"
ZA : "Yaa.... yaaa karena itu para sahabat yang dikecualikan oleh Rasulullah SAW sendiri".
DM : "Lalu mengapa antum membuat definis bid'ah terlalu sempit, yaitu hanya yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW saja?
ZA : "Lah kalau defini bid'ah menurut antum apa?
DM : "Definisi bid'ah dholalah menurut kami adalah "Segala sesuatu yang dibuat-buat atau diada-adakan di dalam agama Islam yang tidak ada dasar baginya". Karena inilah murod kalimat dari hadits : "FII AMRINAA HAADZA MAA LAISA MINU", dan juga kalimat : "LAISA 'ALAIHI AMRUNAA", yang kedua-duanya menggunakan dhomir jamak. Dan dasar Islam menurut kami itu bukan hanya terbatas pada apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW saja, namun dasar Islam itu ada empat, yaitu : Al-Qur'an, al-Hadits, al-Ijma' dan al-Qiyas. Sehingga apabila ada amalan yang dibuat-buat atau diada-adakan di dalam agama Islam yang tidak punya dasar sama sekali dari ke-empat dasar Islam tersebut, maka itulah Bid'ah Dholalah, seperti Sengaja sholat shubuh tiga roka'at atau empat roka'at, atau sengaja haji ke India atau ke Amerika, dan masih banyak lagi bid'ah dholalah menurut kami. Dan adapun Yasinan, Tahlilan, Maulidan, Habsyian, Berzanjian, Diba'an, Kirim hadiah pahala kepada mayit, dzikir berjama'ah, maka itu semua jelas-jelas punya dasar dari al-Qur'an, al-Hadits, al-Ijma' dan al-Qiyas, walaupun semua amalan tersebut tidak ada contoh dari Rasulullah SAW.
ZA : "Wes pokoknya semua amalan yang tidak ada contoh dari Rasulullah SAW adalah bid'ah dholalah.... titik"
DM : "Antum koar-koar dakwah Islamiyah menggunakan internet dan facebook itu juga bid'ah, karena hal itu tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, tapi antum tenang saja, karena walau dakwah antum itu bid'ah namun tidak dholalah menurut saya, insya-Allah".
Bersambung.........>>>>>>>>
Comments
Post a Comment