Dulu, ada ulama namanya: Mbah Jaelani.
Ketika hendak mondok, oleh sang Kiai, Mbah Jaelani ini dipanggil dengan sebutan pitek (ayam):
"Hei, Pitek..." panggil Mbah Kiai.
"Nggeh, Mbah. Kulo memang pitek," jawab Mbah Jaelani.
"Karena kamu itu pitek, meskipun kesini hendak mondok,
Kamu haram masuk rumahku. Aku kuatir kamu buang kotoran.
Haram juga masuk kamar-kamar santri, aku kuatir kamu buang kotoran.
Haram juga masuk masjid.
Selain itu, karena kamu itu 'pitek', kalau malam, tidurmu gak boleh terlentang. Karena, ayam yang tidur terlentang itu ayam mati. Maka dari itu, tidurmu harus nangkring, saya buatkan pangkringan dari bambu di atas itu.
Yang tempatnya di dekat mihrab shalat.
Lalu, sebelum Subuh, kamu juga harus berkokok seperti ayam. Tapi, awas jangan sampai kedahuluan sama kokok-nya ayam.
Ya, (Mbah) Jaelani pun berkokok beneran."
Comments
Post a Comment