Ustadz Irfan,
Tolak Jati Peteng, Dapat Ganti yang Padhang
Ceritanya,
Saat proses pendirian pondok beliau di desa Prupuh, Panceng, beliau membutuhkan beberapa batang pohon jati. Kebetulan lokasi desa Prupuh dekat dengan hutan jati pemerintah. Besar-besar pula.
Pengurus yang membantu pembangunan pondok pun mengupayakan penebangan pohon jati di hutan Prupuh.
Kepala Desa ngasih izin.
Mantri hutan juga beri izin.
Termasuk polisi nya juga berikan izin.
Mereka semua hormat dan taat pada Ustadz Irfan.
Pada hari H penebangan, semua sudah kumpul. Termasuk Pak Irfan. Acara diawali dengan makan-makan bersama.
Usai makan, Ust Irfan bertanya pada salah satu pengurus (P Mujib; Kepala SMK Tabah),
"Nek menurut sampean, jati iki hukume Piye?"
"Nggeh, colongan Pak," jawab Pak Mujib enteng.
"Colongan. Nek ngono yo gak usah ditebang wae. Kita berdoa saja." Tegas Ust Irfan, membatalkan penebangan dan mengajak semua berdoa saja.
Maka, batallah pondok mendapatkan kayu jati hari itu. Jawaban Pak Mujib itu membuatnya dimarahi teman2 pengurus.
Tapi, begitulah Ust Irfan. Beliau terkenal tegas untuk hal2 seperti itu.
Malam harinya, Pak Irfan bersama pengurus, memulai lakonnya. Membaca wirid yang panjang.
Ajaibnya, pagi harinya, ada seorang tetangga yang mengaku punya sebatang jati. Ia hendak menyumbangkan untuk pondok.
Alhamdulillah ...
Beberapa hari berikutnya, ada orang lain yang datang. Ia menyumbang 4 batang kayu jati untuk pondok.
Begitu seterusnya, hingga kebutuhan kayu untuk pondok terpenuhi. Subhanallah ...
~~~
Oleh: @mskholid
Sebagaimana diceritakan oleh Bapak Mujib, Kepala SMK Tabah
Januari 2015
Comments
Post a Comment