Pedulinya Nabi saw pada Umatnya

Dalam kitab an-Nawadir li al-Imam Qalyubi dikisahkan, tangan kiri Nabi berisyarat menutup pintu neraka sembari mengangkat tangan kanannya berdoa "Ilahiy ummatiy, ummatiy, ummatiy (duhai Tuhanku beri keselamatan untuk ummatku, ummatku, ummatku). Diantara mereka ada para ulama, orang shaleh, yang berhaji dan umrah, juga yang berjihad di jalanMu."

Lalu Allah menyanggah: "Kau hanya menyebutkan golongan yang taat saja, tidak yang lain. Coba sebutkan juga diantara mereka yang berbuat dzalim, pemabuk, pezina dan pemakan riba!"

"Wahai Tuhanku, mereka ada juga seperti yang Engkau firmankan. Tapi tak ada satupun dari mereka yang menyekutukanMu, tidak menyembah selainMu dan tidak pula menganggapMu memiliki anak. Mereka semua mentauhidkanMu. Maka terimalah syafaat (pertolongan)ku untuk mereka, serta jadikanlah tangis-sedihku ini untuk kebahagiaan mereka." Jawab Nabi Saw. yang akhirnya Allah pun mengabulkan permintaan Nabi terkasihnya itu.

Wajar saja jika kemudian Nabi Saw. bersabda: "Syafa'atiy li ahlil kabair min ummatiy", syafaatku juga teruntuk ummatku yang melakukan dosa besar.

Sabdanya yang lain: "Kullu ummatiy yadkhulunal jannah, illa man aba", semua ummatku akan masuk surga terkecuali yang tidak mau. Para sahabat pun menjadi heran (tidak mau?), akhirnya bertanya: "Waman ya'ba ya Rasulallah?" Siapa pula yang tidak mau (masuk surga) ya Rasul? Perhatikan jawaban Nabi Saw. berikut ini:

من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني فقد أبى

"Siapa yang mematuhiku niscaya masuk surga, adapun yang membelakangiku berarti ia enggan (tidak mau) masuk surga."

Apakah pelajaran paling penting dan luhur dari kedua kisah di atas? Jawabnya yakni, Nabi Saw. tidak tega menyebutkan keburukan dan neraka untuk ummatnya! Yang Nabi Saw. inginkan dan ajarkan kepada kita sebagai ummatnya hanyalah kebaikan, kebahagian dan keselamatan! Allah... Allah... Allah...

By: Sya'roni as-Samfuri

Comments