Tanggapan Terhadap Ustadz-ustadz Wahabi

TANGGAPAN TERHADAP USTADZ-USTADZ WAHABI
(WABIL KHUSUS TERHADAP YAZID BIN ABDUL QADIR JAWAS, YANG MENSESATKAN MAZHAB AL 'ASY'ARI)
-
Beberapa waktu yang lalu saya terkejut dengan merebaknya tulisan-tulisan di web atau di situs-situs internet yang notaben di tulis oleh sebagian dari saudara-saudara kita yang mengatas namakan wahabi/salafi. dan yang lebih mengejutkan lagi telah terbit sebuah buku yang berjudul "mulia dengan manhaz salaf" yang di susun oleh ustad yazid bin abdul qadir jawas.
-
dalam tulisannya itu, yazid bin abdul qadir telah memaparkan kepada pembaca makna dari ahlus sunnah wal jamaah, yang isi dari kesimpulan bukunya itu adalah bahwa si penulis telah memaparkan adanya  firqoh-firqoh (golongan) yang sesat. dan di antara firqoh yang sesat itu adalah mazhab AL-'ASY'ARI. -
Si penulis mengatakan di dalam bukunya itu bahwa mazhab AL-'ASY'ARI bukan dari golongan ahlus sunnah wal jamaah.
-
Sungguh hal ini sangat mengejutkan bagi kita. maka dalam tullisan ini saya al faqir ingin sedikit menjelaskan apa itu ahlussunnah wal jamaah.
-
Pengertian Ahlussunnah wal jamaah.
Secara bahasa Ahlussunnah Wal jamaah adalah istilah yang tersusun dari tiga kata.
-
1. Kata Ahl, yang berarti keluarga, pengikut atau golongan.
-
2. Kata as- sunnah, secara bahasa memiliki arti at-thariqoh (jalan dan prilaku), baik jalan dan prilaku tersebut benar atau keliru.
-
Secara istilahan, as-sunnah adalah jalan yang di tempuh oleh Nabi SAW dan para sahabatnya yang selamat dari keserupaan (subhat) dan hawa nafsu.
(pengertian ini di jelaskan oleh ibn rajab al hambali) juga telah di terangkan oleh al imam Abu al baqa' :
-
قال أبو البقاء فى كلياته : لغة الطريقة و لو غير مرضية, وشرعا إسم للطريقة المرضية المسلوكة فى الدين سلكها رسول الله صلى الله عليه وسلم أو غيره ممن هو علم فى الدين كالصجابة رضى الله عنهم, لقوله صلى الله عليه وسلم :عليكم بسنتى و سنة الخلفاء الراشدين من بعدي
-
Berkata As syaikh abu al baqa' dalam kitab al-kulliyat, bahwa as-sunnah secara lughawi (bahasa) adalah jalan, meskipun tidak diridoi. -
Sedangkan As-sunnah menurut istilah syara' ialah nama bagi jalan dan prilaku yang diridoi dalam agama yang di tempuh oleh Rasulullah SAW atau orang-orang yang dapat menjadi teladan dalam beragama seperti para sahabat - radiyallahu 'anhm, berdasarkan sabda Rasul SAW "ikutilah sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin  sesudahku..
-
3. Kata al-jamaah, secara bahasa al-jamaah ialah orang-orang yang memelihara kebersamaan dan kolektifitas dalam mencapai suatu tujuan, sebagai kebalikan dari kata-kata al- firqoh, yaitu orang-orang yang bercerai berai dan memisahkan diri dari golongannya.
-
Sedangkan secara istilah syara', kata al-jamaah ialah manyoritas kaum muslimin (al-sawad al a'zham),
-
Dengan demikian dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa yang di maksud dengan ahlussunnah wal jamaah adalah manyoritas ummat nabi muhammad SAW yang berjalan sesuai dengan jalannya Rasulullah SAW, sahabatnya serta golongan yang mengikuti mereka.
-
sebagaimana ditegaskan oleh Syaikh Abdullah al-Harari berikut ini :
-
ليعلم أن أهل السنة هم جمهور الأمة المحمدية و هم الصحابة و من تبعهم فى المعتقد اى فى أصول الأعتقاد... و الجماعة هم السواد الاعظم
-
Hendaklah diketahui bahwa Ahlussunah adalah manyoritas umat Nabi Muhammad SAW mereka adalah para sahabat dan golongan yang mengikuti mereka dalam prinsip-prinsip aqidah... sedangkan al-jamaah adalah manyoritas terbesar (al-sawad al-'azham) kaum muslimin.
-
Pengertian bahwa al- jamaah adalah al-sawad al-a'zham (manyoritas kaum muslimin) seiring dengan  hadits Nabi SAW:
-
عن أنس بن مالك رضي الله عنه يقول , سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول :إن أمتي لا تجتمع على ضلالة,فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم
-
Dari Anas bin malik Ra berkata : Aku mendengar Rasululah SAW bersabda "sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok manyoritas.
(HR. Ibn Majah, at-Thabarani dalam musnad al-syamiyin. Al-hafizh al-Suyuti menilainya shohih dalam al-jami' al-shaghir).
-
Hadits ini memberikan pengertian bahwa orang yang selalu mengikuti mayoritas kaum muslimin dalam hal aqidah dan amal sholeh, maka barokah doa mereka akan selalu mengikuti dan melindunginya dari sifat dengki dan kesesatan dalam beragama.sedangkan orang yang keluar dari manyoritas kaum muslimin, maka dia tidak akan memperoleh barakah doa mereka.
-
Dalam kesempatan ini saya membantah pendapat yazid bin abdul qadir jawas yang mengatakan bahwa al-jamaah adalah al-ghuraba' atau orang asing atau golongan yang sedikit. wallahu a'lam.
-
Ciri-ciri Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
-
Adapun ahlussunah wal jamaah mereka menyakini dalam aqidah mereka bahwa Allah SWT itu ada  tanpa arah dan tampa tempat. seperti yang dikatakan oleh sayyidina Ali bin Abi Tholib Ra:
-
كان الله و لا مكان و هو الآن على ما عليه كان
-
Allah SWT itu ada sebelum adanya tempat. Dan keberadaan Allah sekarang seperti keberadaan-Nya sebelum adanya tempat.
-
Dan mereka Ahlussunnah wal jamaah menyakini bahwa Allah memiliki sifat Mukhalafatuhu lil-hawaaditsi, yaitu Allah SWT tidak menyerupai makhluk-makhluk-Nya. sebagaimana firman Allah SWT.
-
ليس كمثله شيئ
-
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. (QS. As-syura : 11).
-
Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah   menjelaskan bahwa alam (makhluk Allah) terbagi atas dua bagian yaitu:  1. benda ('ain)
2. sifat benda ('aradh).
-
Kemudian benda menjadi dua yaitu : 1. al-jauhar al fard, yaitu benda yang tidak dapat terbagi lagi karena telah mencapai batas terkecil.
2. jism, yaitu benda yang dapat terbagi menjadi bagian-bagian.
-
benda yang terakhir ini juga terbagi menjadi dua macam :
1. benda lathif, yaitu sesuatu yang tidak dapat di pegang oleh tangan seperti cahaya, kegelapan, roh, angin, dan sebagainya.
2. benda kasyif, yaitu sesuatu yang dapat di pegang oleh tangan seperti manusia, tanah,benda-benda padat (jamad) dan lain sebagainya.
-
Benda juga mempunyai sifat yang melekat kepada dirinya seperti bergerak, diam, berubah, bersemayam, berada di tempat dan arah, duduk, turun, dan sebagainya.
-
Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa Allah SWT tidak menyerupai makhluk-Nya, sehingga sudah barang tentu Allah itu bukan al-jauhar al-fard, bukan benda lathif dan bukan juga benda katsif.
-
Dan Allah SWT tidak boleh di sifati dengan sifat-sifat benda.
-
Ayat dan penjelasan tersebut diatas cukup sebagai dalil bahwa Allah SWT ada tanpa tempat dan tanpa arah, karena seandainya Allah mempunyai tempat dan arah, tentunya akan banyak yang serupa dengan-Nya.

Koleksi Aswaja

Comments