Bahasa Arab, Komitmen Mencetak Siswa Unggul di Bidang Bahasa
PACIRAN - Madrasah Aliyah Tarbiyatut Tholabah Kranji menggelar Seminar Bahasa Arab II, Ahad (8/10), di aula YPP Tabah Kranji. Kegiatan yang dilaksanakan untuk kedua kalinya ini diikuti sekitar 200 peserta yang berasal dari siswa-siswi MA Tarbiyatut Tholabah konsentrasi keagamaan dan undangan dari madrasah sekitar.
Seminar yang dilaksanakan atas kerjasama MA Tarbiyatut Tholabah dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa-siswi MA Tarbiyatut Tholabah dalam berbahasa Arab. Baik dari segi muhadatsah maupun kitabah.
"Kegiatan ini salah satu bukti komitmen MA Tabah untuk mencetak lulusan-lulusan yang mumpuni dalam bidang keagamaan dan bahasa Arab," kata Bapak Ahmad Mukhtar, Kepala Sekolah MA Tabah dalam sambutan pembukaan.
Acara seperti ini adalah kegiatan langka bagi siswa-siswi di tengah padatnya kegiatan belajar mengajar di madrasah--maupun aktivitas di pondok.
"Kami berharap, semua siswa-siswi bisa memanfaatkan kesempatan langka ini sebaik-baiknya. Yang hadir di tengah Sampean semua adalah dosen-dosen terbaik di bidang Bahasa Arab dari UIN Maulana Malik Ibrahim," pesan Pak Mukhtar lebih lanjut.
Sementara itu, Dr. Halimi, kepala jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Malang menegaskan komitmen dari kampus UIN Malang untuk menjadikan santri-santri bisa berbahasa Arab.
"Kami sudah keliling memberi materi pembelajaran bahasa Arab puluhan kali ke berbagai kampus dan sekolah. Semuanya sebagai ikhtiar kami supaya umat Islam mengerti bahasa kitab pedomannya, Bahasa Al-Qur'an," tutur Dr. Halimi saat menyampaikan pengantar sebelum memulai seminar.
"Sangat disayangkan, bila kita temui dari jumlah ratusan santri yang mondok 6 tahunan, namun ternyata saat lulus yang bisa baca kitab hanya belasan anak saja," ujar Kepala Jurusan Bahasa Arab UIN Malang ini.
"Demikian pula di antara kita, setiap hari rutin membaca Al-Qur'an. Namun, nggak mengerti isinya. Padahal, Qur'an itu kitab pedoman dan undang-undang umat Islam. Tidak hanya dibaca, tapi juga harus dipahami dan diamalkan. Nah, kuncinya ialah paham dan mengerti bahasa Arab," pungkasnya. (MSK)
Comments
Post a Comment