Kenapa Pondok Tahfidz?




• Kenapa Pondok Tahfidz? •


Jawaban Ustadz AZ, pengasuh PP DQ Annur beberapa waktu lalu langsung mak jleb. 

Saat saya sowan bersama istri.


"Daripada generasi kita pengen mondok tahfidz Alquran, tapi salah pilih pondok. Karena ketidaktahuan terhadap identitas pondok tersebut, akhirnya, mereka ikut program tahfidz tapi dididik jadi calon penentang orangtuanya.


Kan mengkhawatirkan.


Keluar pondok bukan malah menebarkan kemaslahatan dan kenyamanan di kalangan keluarga, 

Justru jadi "hakim" terhadap kedua orangtuanya. Bahkan seluruh anggota keluarga.


Semua jadi tapir.

Semua jadi akhli tananam.

Semua pelaku pirik.


Kita perlu imbangi gerakan tahfidz Alquran yang masif di masyarakat itu.

Tidak lewat cara represif.

Tapi, dengan memperbanyak pilihan pondok-pondok tahfidz.


Program tahfidz ini menarik, Lid.

Banyak orangtua bermimpi punya anak hafidz. Termasuk para guru, ustadz, dan kiai di kalangan kita.


Rata-rata "menyesali" nasibnya karena sudah tua hafalannya cuma juz 30 (itu pun adh-Dhuha - An-Nas yang lancar). Plus bonus Yasin (itu pun kalau bacanya bareng-bareng). 


Jadi,

Ada semacam pengen "bales dendam" harus punya anak penghafal Alquran.

Apalagi kalau dengar ceramah-ceramah dan lagu motivasi tentang penghafal Quran. 


Yang kelak di akhirat dapat mahkota sebagai persembahan untuk orangtuanya (yutub: aku ingin jadi hafid Quran).


Drajat, 7 September 2020

@mskholid 


===


PP Cahaya Quran

Babat - Lamongan

IG : ppcahayaquran

FB : PP Cahaya Quran 

Blog : www.ppcahayaquran.blogspot.com 


📷 : Anak kalau rame saat shalat berjamaah. Hukumannya ya simpel saja. Disuruh mengulangi shalatnya sendiri. Sementara yang lain, lanjutkan baca wirid.

Gak perlu marah-marah, khaaan...? 😊1

Comments