Tantangan Memilih Hukuman yang Pas •
Yang paling sulit itu, kita dipaksa harus menentukan hukuman dalam waktu yang mendadak. Tiba-tiba. Karena anak-anak ngelakuin pelanggarannya juga tiba-tiba. Kita tak punya jeda waktu sejam dua jam untuk berpikir.
Misalnya,
Tanpa disangka, tiba-tiba ada yang ketahuan bawa HP ke pondok. Temannya ketahuan pinjem HP itu maen game di asrama.
Kalau nuruti emosi dan pengalaman di pondok lain (yang saya dengar), ya HP itu langsung dipalu di depan yang bersangkutan.
Di sini tantangannya. Sedaaaapat mungkin saya usaha menghindari ikut emosi sesaat.
Setidaknya, saya tarik napas dulu.
Lafalkan La ilaha illallah...
Minta petunjuk dari Allah.
Tiba-tiba muncul ide 3 bentuk hukuman.
Langsung sya sampaikan ke terdakwa dan pemilik HP. Di depan anak-anak yang lain pula.
"Sampean berdua, silakan pilih. Ustadz kasih opsi 3 bentuk hukuman. Mau 1, 2, atau 3," ujar saya.
Ternyata,
Nomer ... yang dipilih.
Atau seperti malam ini.
Tiba-tiba sebagian anak telat balik ke pondok--usai izin keluar.
Saya yang nggak nyangka kejadian ini; harus mikir seketika itu.
Muncullah ide nyuruh baca shalawat sambil berdiri. Durasinya sesuai durasi telat datangnya ke pondok. Lumayan, 27 menit.
Usai shalawat dibaca, mereka saya minta menghadap semua.
"Sampean semua ikhlas baca shalawat tadi?"
"Ikhlaaaas...!" jawab kompak.
"Temenaaan...?"
"Nggeh, Ustadz..."
"Yaudah, kalau sampean semua ikhlas. Kebetulan sekali ini malam jumat. Hari yang baik untuk memperbanyak baca shalawat. Kalian sekarang niatkan shalawat tadi sebagai tawassul untuk doa kalian."
"Tiap anak silakan mengucapkan 3 doa yang sangat diinginkan kelak. Yang lain mengaminkan. Setuju?"
"Setuju..." ujar mereka serempak.
Satu persatu kemudian bergiliran melangitkan doa. Saya dan yang lainnya mengaminkan. Hingga semua selesai berdoa sesuai hajat masing-masing.
Mereka ikhlas menerima hukuman saya. Berangkat tidur pun dengan hati yang lapang dan ikhlas.
Babat, 10 Desember 2020
@ms.kholid
#ppcahayaquran
Web: www.ppcahayaquran.com
IG : @ppcahayaquran
Comments
Post a Comment