• Empati Rasulullah pada Semua Kalangan •
Rasulullah saw berinteraksi kepada siapa pun. Spirit yang beliau tularkan adalah hal positif untuk berbagai kalangan yang ditemui.
Misalnya terhadap para pedagang.
Bisa jadi dulu (atau bahkan hari ini), orang kalau super sibuk ngurusi dagang, ngurusi bisnis, akan dianggap "kedonyan".
Tapi, terhadap aktivitas jual beli dan perdagangan, Rasulullah saw menyebutnya sebagai amal terbaik.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
Seorang sahabat bertanya,
“Pekerjaan apa yang paling baik wahai Rasulullah?"
Rasulullah saw menjawab,
“Seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih” (HR. Ahmad)
Bahkan, di riwayat lainnya disebutkan keistimewaan derajat para pedagang yang jujur:
“Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”
Aktivitas bisnis dan perdagangan yang selama ini diidentikkan dengan sibuk ngurusi dunyo, justru dipuji dan didorong oleh Rasulullah saw.
Begitu pula dengan pertanian.
Rasulullah saw membesarkan jiwa para petani. Bahwa usaha mereka penuh kebaikan dan keberkahan.
Seorang petani tidak boleh psimistis. Andai pun gagal panen, atau buahnya dimakan oleh hewan lainnya, maka tetap bernilai kebaikan dan pahala baginya.
Rasulullah saw bersabda,
“Tidaklah seorang muslim yang menanam tanaman atau bertani kemudian burung, manusia atau pun binatang ternak memakan hasilnya, kecuali semua itu merupakan sedekah baginya. (HR. Bukhari)
Sekalipun kiamat tinggal sehari, dan masih ada kesempatan untuk menanam biji kurma, Rasulullah saw tetap menganjurkan sahabatnya untuk menanam biji kurma tersebut.
Sangat positif.
Ini belum soal komentar beliau tentang pepohonan-pepohonan yang bisa menjadi ladang amal jariyah--sekalipun penanamnya sudah meninggal.
Yang paling sederhana, tentu saja lewat oksigen yang dihasilkan pepohonan tersebut. Oksigen yang dihasilkan pepohonan itu, bermanfaat bagi masyarakat. Tentu saja bernilai pahala bagi si penanam pohon.
Empati juga beliau tunjukkan kepada sahabatnya yang berbeda.
Misalnya, soal Abu Bakar dan Umar yang mengerjakan sholat witir di waktu berbeda.
Yang satu, sholat witir setelah Isyak (sebelum tidur), karena kuatir tidak sempat melaksanakan witir.
Yang satunya, melaksanakan witir dini hari. Usai bangun tidur dan shalat tahajud. Di waktu yang istimewa dan mustajab.
Rasulullah saw membenarkan keduanya.
Memberikan komentar positif bagi keduanya sekalipun berbeda dalam waktu pelaksanaan shalat witir.
*disarikan dari ceramah KH Abdul Ghofur Maimoen di momen Maulid Nabi saw Kemenag RI tahun 2021.
*dengan penambahan dan penyesuaian kalimat.
======
SMP CAHAYA QURAN
Islamic Boarding School Babat Lamongan
- Hafal Minimal 5 Juz
- Tuntas Matpel UN
- Pembinaan karakter 24 di asrama
- Baca Kitab Metode Al Miftah Sidogiri
- Bahasa Arab intensif di asrama Program Kerjasama dengan Markaz Arabiyah Pare Kediri
- Bahasa Inggris Intensif di asrama kerjasama dengan lembaga Kursus di Pare Kediri.
- Literasi dan penerbitan buku karya anak (1 semester, terbit 1 buku).
* Info & Indent Santri 📱+62 896-2077-5166
*Kuota tahun 2023 terbatas untuk 3 kelas.
#Smpcahayaquran #ppcahayaquran
Comments
Post a Comment