Polisi Remote AC

 


• "Polisi" Remote AC • 


Dulu, di awal-awal masuk santri baru, kita sering kehilangan remote AC.

Pagi, hendak memulai sekolah di kelas, nyari-nyari remote AC di kelas.

Sore, mau pelajaran kelas sore, lagi-lagi nyari remote AC kelas.

Malamnya pun begitu, kerapkali nyari remote AC di kamar. 


Begitulah, namanya orang banyak, remote kecil ini acapkali tidak dikembalikan di tempat semula.


Sempat remote hanya dipegang ustadz/musyrif. Tapi, timbul masalah juga ketika, misalnya, beliau sedang keluar asrama. Merepotkan pula, setiap kali mau masuk kelas atau tidur, selalu panggil Ustadz. Hanya untuk pinjam remote. 😅


Lalu, kami pun berpikir solusinya. Ustadz/musyrif di asrama punya ide untuk memberi tanggung jawab pada salah satu santri. Pilihan jatuh pada santri kecil asal Payaman ini. Azka namanya. Dia yang bertanggung jawab menyimpan remote, menyalakan AC, dan mematikan AC se asrama dan kelas. 


Kalau Ustadz butuh menyalakan AC, ya tinggal panggil Mas Azka ini. Begitu pun selesai menggunakan, bisa mematikan AC dan mengembalikan remote ke sang "polisi" AC. 


Pernah saya tanya,

"Mas Azka, pernah nggak ada teman yang maksa minta nyalakan AC. Padahal, bukan jamnya untuk dinyalakan?" 

Misalnya siang hari, minta nyalakan AC di kelas karena mau tidur-tiduran atau baca di kelas. 


Mas Azka diam saja. 

Seperti nggak berani ngaku.


"Jujur saja. Nggak apa-apa. Ustadz tidak marah kok," ujar saya. 

"Ada, Ustadz..." jawabnya pelan. Dia memang agak pendiam. Saya sendiri tidak menyangka si dia yang bakal dipilih oleh musyrif untuk jadi polisi remote. 


"Siapa saja temanmu yang biasanya begitu?" 

Dia kembali diam. Tak berani menjawab.

"Gak usah takut. Nggak akan Ustadz bilangin ke temanmu itu kok," saya mencoba menguatkan. 


Barulah dia menyebut beberapa nama temannya. Rata-rata memang lebih besar tubuhnya dibanding Mas Azka ini.


"Jadi, kamu nggak berani membantah temanmu itu, ya?"

"Iya, Ustadz..." jawabnya.

"Oke, gak apa-apa. Nanti Ustadz panggil teman-temanmu itu untuk mengingatkan. Supaya taat pada aturan bersama." 

"Nggeh, Ustadz..." Dia pun mengangguk. 


Begitulah, salah satu cara kami memupuk rasa tanggung jawab santri. Dengan memberikannya kepercayaan. Tentu saja, selain polisi AC, ada juga polisi sholat, polisi wudhu, dan polisi sampah.

Comments