Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ
الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ
اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ
وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا
اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ،
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ
وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى.
ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ
ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ
بِاِذْنِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah
Wonten
ing kesempatan ingkang penuh barokah meniko, monggo sareng-sareng kita panjatkan
puji lan syukur dumateng Allah Swt ingkang sampun paring karunia lan rahmat-Nya
sehingga kita saget sami-sami kempal menghadiri salah satu kewajiban sebagai
umat Islam—yaitu sholat Jumat. Shalawat dan salam kita haturkan dumateng Baginda
Rasulullah Saw; sumber keteladanan dan manusia yang paling mulia di muka bumi
ini.
Selanjutnya,
sebentar lagi kita akan menyambut bulan Muharram 1446 H ingkang dados penanda
dimulainya tahun baru Hijriyah. Datangnya tahun baru, seyogianya saget dodos momentun
bagi kita untuk memperbaharui niat lan semangat dalam rangka beribadah kepada
Allah Swt. Keranten meniko, pada kesempatan ingkang sae meniko khatib ngajak
kita sedoyo untuk senantiasa berusaha meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan
cara ngelampahi sekuat tenaga perintah-perintah ipun Allah lan nilar (utawi
nebihi) sedoyo larangan-larangan-Nya. Amergi, Takwa itulah yang akan menjadi
parameter kemuliaan seseorang di hadapan Allah SWT.
إن أكرمكم عند الله أتقاكم
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah
Wonten
ing Al-Quran surat Fathir (juz 22), disebutkan bahwa ada tiga golongan manusia yang
beriman. Allah swt berfirman:
ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ
اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖۚ وَمِنْهُمْ
مُّقْتَصِدٌۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ
الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ
Artosipun: “Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan
kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara
mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula)
yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya
kitab suci adalah) karunia yang besar.” (QS. Al-Fathir ayat 32).
Golongan
pertama yang disebutkan dalam firman Allah adalah dzalimun linafsihi,
yakni orang-orang yang zalim utawi menganiaya dirinya sendiri.
Wonten
ing Tafsir at-Tahrir wat Tanwir, Imam Muhammad Thohir bin Asyur
menyebutkan bahwa: orang-orang yang zalim kepada dirinya sendiri adalah orang2
yang beriman, beragama Islam, bahkan sampun mengerti bahwa sebuah perbuatan itu
maksiat lan dosa, tetapi masih tetap dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari. Ibadah
yang wajib kadang dilakukan, terkadang ditinggalkan.
Tiyang
model yang pertama meniko tentu saja bakal mendapatkan balasan yang setimpal
atas perbuatannya. Baik balasan wonten ing dunia, utawi wonten ing kehidupan akhirat
kelak. Akan tetapi, Allah SWT Dzat maha pengampun, masih memberikan kesempatan
untuk bertobat dengan cara menjauhi perbuatan maksiat/dosa tersebut serta
memperbanyak istighfar.
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ
يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan barangsiapa yang melakukan kejahatan
dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia
mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maasyirol Muslimin rahimakumullah
Golongan
kedua, وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ
Yakni
muqtashid atau golongan pertengahan; menurut Imam Tohir bin Asyur, jenis orang
tengah-tengah ini ialah orang-orang yang selalu melakukan kewajiban-kewajibannya
sebagai seorang muslim, tidak pernah melakukan dosa-dosa besar, tetapi
terkadang masih melakukan dosa-dosa kecil sebagai umumnya manusia. Tiyang jenis
tengah-tengah meniko, ibadahnya standard-standard saja. Yang wajib mesti dilampahi,
yang sunnah kadang dilakukan, terkadang ditinggalkan.
Orang
jenis Muqtashid meniko, insya Allah akan diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan
di surga-Nya Allah SWT. Amin ya Rabbal alamin...
Golongan
ingkang ketiga yakni sabiqun bil khairat; yakni golongan orang-orang
yang terdepan dalam berbuat kebaikan. Orang jenis meniko, kebaikannya amat
banyak dalam berbagai bidang. Sholat Jamaah selalu yang duluan, amal jariyah
dan sedekah selalu paling di awal, begitu pun dalam ibadah-ibadah sunnah
lainnya. Tidak pernah ditinggalkan. Kelompok ini juga termasuk kategori orang
yang amat jarang ngelampahi maksiat utawi dosa kecil.
Sebagaimana
kebiasaan amal ibadahnya di dunia, golongan meniko juga akan menjadi kelompok
terdepan saat masuk ke dalam surganya Allah SWT.
Maasyirol Muslimin rahimakumullah ...
Saking
ketiga golongan di atas, yang perlu kitho cermati adalah golongan pertama. Golongan
meniko ngingataken kitha pada umat-umat terdahulu yang zalim kepada dirinya
sendiri, kemudian dibinasakan oleh Allah SWT. Seperti kaum Ad, sebagaimana
firman Allah Swt.
وَاَمَّا عَادٌ فَاُهۡلِكُوۡا
بِرِيۡحٍ صَرۡصَرٍ عَاتِيَةٍۙ سَخَّرَهَا عَلَيۡهِمۡ سَبۡعَ
لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوۡمًا ۙ فَتَرَى الۡقَوۡمَ فِيۡهَا
صَرۡعٰىۙ كَاَنَّهُمۡ اَعۡجَازُ نَخۡلٍ خَاوِيَةٍ فَهَلۡ تَرٰى لَهُمۡ
مِّنۡۢ بَاقِيَةٍ
Artinya:
“Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang
sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh
malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu
mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong
(lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara
mereka?” (QS Al-Haqqah: 6-8)
Begitu
pula nasib ingkang dialami kaum Tsamud sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوۡا
عَنۡ اَمۡرِ رَبِّهِمۡ وَ قَالُوۡا يٰصٰلِحُ ائۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَاۤ اِنۡ
كُنۡتَ مِنَ الۡمُرۡسَلِيۡنَ فَاَخَذَتۡهُمُ الرَّجۡفَةُ فَاَصۡبَحُوۡا فِىۡ
دَارِهِمۡ جٰثِمِيۡنَ
Artinya:
“Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah
Tuhannya. Mereka berkata, "Wahai Shalih! Buktikanlah ancaman kamu
kepada kami, jika benar engkau salah seorang Rasul. Lalu datanglah gempa
menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah
mereka.” (QS Al A'raf : 77-78)
Hadirin jumat rahimakumullah ...
Mekaten
khutbah singkat tentang tiga golongan orang beriman yang disebutkan dalam Alquran.
Mugi-mugi saget dados pelajaran dan inspirasi kangge kitho untuk senantiasa
berusaha meningkatkan kualitas iman dan amal kita dalam kehidupan sehari-hari. Supaya
terhindar dari hukuman sebagaimana yang menimpa umat-umat terdahulu. Amin
ya Rabbal alamin...
Kisah
dalam Hadis ini menjadi ibrah kepada umat Rasulullah untuk menguatkan mental
sebagai orang beriman dalam beribadah kepada Allah. Hadirin
rahimakumullah Mari kita tingkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah
Swt dan tidak menzalimi diri sendiri agar kita masuk dalam golongan sabiqun bil
khairat.
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا
مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والمؤمنين والمؤمنات ، إن الله هو
الغفور الرحيم.
Comments
Post a Comment