Khutbah Jumat: Tiga Jenis Orang Mukmin di dalam Al-Quran

 Khutbah I

   اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى. ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah

Wonten ing kesempatan ingkang penuh barokah meniko, monggo sareng-sareng kita panjatkan puji lan syukur dumateng Allah Swt ingkang sampun paring karunia lan rahmat-Nya sehingga kita saget sami-sami kempal menghadiri salah satu kewajiban sebagai umat Islam—yaitu sholat Jumat. Shalawat dan salam kita haturkan dumateng Baginda Rasulullah Saw; sumber keteladanan dan manusia yang paling mulia di muka bumi ini.

Selanjutnya, sebentar lagi kita akan menyambut bulan Muharram 1446 H ingkang dados penanda dimulainya tahun baru Hijriyah. Datangnya tahun baru, seyogianya saget dodos momentun bagi kita untuk memperbaharui niat lan semangat dalam rangka beribadah kepada Allah Swt. Keranten meniko, pada kesempatan ingkang sae meniko khatib ngajak kita sedoyo untuk senantiasa berusaha meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan cara ngelampahi sekuat tenaga perintah-perintah ipun Allah lan nilar (utawi nebihi) sedoyo larangan-larangan-Nya. Amergi, Takwa itulah yang akan menjadi parameter kemuliaan seseorang di hadapan Allah SWT.

إن أكرمكم عند الله أتقاكم

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah

Wonten ing Al-Quran surat Fathir (juz 22), disebutkan bahwa ada tiga golongan manusia yang beriman. Allah swt berfirman: 

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ   

Artosipun: “Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia yang besar.” (QS. Al-Fathir ayat 32).   

Golongan pertama yang disebutkan dalam firman Allah adalah dzalimun linafsihi, yakni orang-orang yang zalim utawi menganiaya dirinya sendiri.

Wonten ing Tafsir at-Tahrir wat Tanwir, Imam Muhammad Thohir bin Asyur menyebutkan bahwa: orang-orang yang zalim kepada dirinya sendiri adalah orang2 yang beriman, beragama Islam, bahkan sampun mengerti bahwa sebuah perbuatan itu maksiat lan dosa, tetapi masih tetap dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari. Ibadah yang wajib kadang dilakukan, terkadang ditinggalkan.

Tiyang model yang pertama meniko tentu saja bakal mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya. Baik balasan wonten ing dunia, utawi wonten ing kehidupan akhirat kelak. Akan tetapi, Allah SWT Dzat maha pengampun, masih memberikan kesempatan untuk bertobat dengan cara menjauhi perbuatan maksiat/dosa tersebut serta memperbanyak istighfar.

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا ۝

Dan barangsiapa yang melakukan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Maasyirol Muslimin rahimakumullah

Golongan kedua, وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ

Yakni muqtashid atau golongan pertengahan; menurut Imam Tohir bin Asyur, jenis orang tengah-tengah ini ialah orang-orang yang selalu melakukan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslim, tidak pernah melakukan dosa-dosa besar, tetapi terkadang masih melakukan dosa-dosa kecil sebagai umumnya manusia. Tiyang jenis tengah-tengah meniko, ibadahnya standard-standard saja. Yang wajib mesti dilampahi, yang sunnah kadang dilakukan, terkadang ditinggalkan.

Orang jenis Muqtashid meniko, insya Allah akan diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di surga-Nya Allah SWT. Amin ya Rabbal alamin...

Golongan ingkang ketiga yakni sabiqun bil khairat; yakni golongan orang-orang yang terdepan dalam berbuat kebaikan. Orang jenis meniko, kebaikannya amat banyak dalam berbagai bidang. Sholat Jamaah selalu yang duluan, amal jariyah dan sedekah selalu paling di awal, begitu pun dalam ibadah-ibadah sunnah lainnya. Tidak pernah ditinggalkan. Kelompok ini juga termasuk kategori orang yang amat jarang ngelampahi maksiat utawi dosa kecil.

Sebagaimana kebiasaan amal ibadahnya di dunia, golongan meniko juga akan menjadi kelompok terdepan saat masuk ke dalam surganya Allah SWT.

Maasyirol Muslimin rahimakumullah ...

Saking ketiga golongan di atas, yang perlu kitho cermati adalah golongan pertama. Golongan meniko ngingataken kitha pada umat-umat terdahulu yang zalim kepada dirinya sendiri, kemudian dibinasakan oleh Allah SWT. Seperti kaum Ad, sebagaimana firman Allah Swt.

   وَاَمَّا عَادٌ فَاُهۡلِكُوۡا بِرِيۡحٍ صَرۡصَرٍ عَاتِيَةٍۙ ‏ سَخَّرَهَا عَلَيۡهِمۡ سَبۡعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوۡمًا ۙ فَتَرَى الۡقَوۡمَ فِيۡهَا صَرۡعٰىۙ كَاَنَّهُمۡ اَعۡجَازُ نَخۡلٍ خَاوِيَةٍ‌  فَهَلۡ تَرٰى لَهُمۡ مِّنۡۢ بَاقِيَةٍ  

Artinya: “Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?” (QS Al-Haqqah: 6-8)

Begitu pula nasib ingkang dialami kaum Tsamud sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:

   فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوۡا عَنۡ اَمۡرِ رَبِّهِمۡ وَ قَالُوۡا يٰصٰلِحُ ائۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَاۤ اِنۡ كُنۡتَ مِنَ الۡمُرۡسَلِيۡنَ فَاَخَذَتۡهُمُ الرَّجۡفَةُ فَاَصۡبَحُوۡا فِىۡ دَارِهِمۡ جٰثِمِيۡنَ   

Artinya: “Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka berkata, "Wahai Shalih! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang Rasul. Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.” (QS Al A'raf : 77-78)  

Hadirin jumat rahimakumullah ...

Mekaten khutbah singkat tentang tiga golongan orang beriman yang disebutkan dalam Alquran. Mugi-mugi saget dados pelajaran dan inspirasi kangge kitho untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas iman dan amal kita dalam kehidupan sehari-hari. Supaya terhindar dari hukuman sebagaimana yang menimpa umat-umat terdahulu. Amin ya Rabbal alamin...

Kisah dalam Hadis ini menjadi ibrah kepada umat Rasulullah untuk menguatkan mental sebagai orang beriman dalam beribadah kepada Allah.   Hadirin rahimakumullah Mari kita tingkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah Swt dan tidak menzalimi diri sendiri agar kita masuk dalam golongan sabiqun bil khairat.

تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ

   بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والمؤمنين والمؤمنات ، إن الله هو الغفور الرحيم.

Comments